Siger Lampung Beserta Ragam Jenis dan Maknanya

Siger Lampung adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berwarna emas, berbentuk segitiga, dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh.

Siger Lampung dibuat dari lempengan tembaga, kuningan atau logam lain yang dicat dengan warna emas.

Pada zaman dahulu, Siger Lampung dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung yang digunakan bukan hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan perhiasan yang dipakai sehari-hari.

Foto instagram/erawatiiiiiiiii

Siger Lampung merupakan simbol khas Provinsi Lampung. Siger Lampung bisa ditemui hampir disemua tempat di Lampung.

Saat ini, simbol Siger Lampung telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk, baik itu berupa gambar maupun 3 dimensi seperti tugu, menara, gapura, ornamen rumah, ruko, gantungan kunci, dan lain sebagainya.

Baca Juga : Kain Tapis Lampung dan Berbagai Jenis-jenisnya

Simbol Siger juga bisa kita temui di logo provinsi, kabupaten, kota, instansi pemerintahan, institut, perusahaan, organisasi, dan lain sebagainya.

Bahkan, titik 0 km Pulau Sumatera yang berada di Lampung Selatan juga membuat bangunan seperti Siger Lampung yang kemudian bangunan tersebut diberi nama Menara Siger Lampung.

Jenis-jenis Siger Lampung

Siger Lampung memiliki beberapa jenis dan bentuk, semua jenisnya memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang membedakan. Berikut ini jenis-jenis Siger Lampung.

1. Siger Saibatin

Siger pada suku Lampung beradatkan Saibatin memiliki lekuk tujuh dan memiliki hiasan batang/ pohon sekala dimasing-masing lekuknya. Ini memiliki makna ada tujuh adok/ gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/ Dalom, Raja Jukuan/ Dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas, dan Mas/ Inton.

Gelar ini hanya dapat digunakan oleh keturuan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana jika bukan anak raja tidak berhak menggunakan gelar raja begitu juga dengan gelar/ adok.

Jika dilihat dari bentuknya, Siger Saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan Pagaruyung, Di daerah Minangkabau, Sumatera Barat.

Baca Juga : Falsafah Piil Pesenggiri, Pedoman Hidup Masyarakat Lampung

Hal ini berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala Bekhak, dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah Sekala Bekhak, mendapat pengaruh dari Kerajaan Pagaruyung yang disebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi.

Selain itu, banyak terdapat kesamaan antara Adat Saibatin dan Adat Pagaruyung, diantaranya adalah saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.

2. Siger Pepadun

Foto instagram/saoutradestaa

Siger Pepadun memiliki lekuk sembilan yang bermakna ada sembilan marga yang membentuk Abung Siwo Megou.

Bentuk dari Siger Pepadun sangat mirip dengan Buah sekala, hal ini dikarenakan Kerajaan Sekala Bekhak merupakan cikal bakal orang Lampung, dan proses terbentuknya Abung Siwo Megou merupakan penyebaran orang Lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak.

Baca Juga : Tari Sigeh Pengunten, Tradisi Penyambutan Tamu Agung di Provinsi Lampung

3. Siger Tuha

Siger Tuha (Tua) adalah siger yang digunakan pada zaman Animisme, Hindu, dan Budha. Siger ini masih bisa dijumpai karena masih ada yang menyimpannya, khusunya pada kesultanan Paksi Pak Sekala Bekhak.

Pada zaman dahulu, Siger tidak memiliki aturan khusus pada jumlah lekuk yang digunakan, dan yang boleh menggunakan hanya keturunan bangsawan saja.

Pada Siger Tuha jelas terlihat berbentuk Buah Sekala dengan hiasan pohon sekala di atasnya. Ini jelas membuktikan bahwa pada dasarnya siger itu menggambarkan tentang Sekala.

Semoga warisan budaya seperti siger ini bisa tetap eksis sebagai salah satu kekayaan budaya dari Lampung. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *