Museum Lampung merupakan museum pertama dan terbesar di Provinsi Lampung dan merupakan kebanggan masyarakat Lampung sekaligus sebagai lorong waktu perjalanan panjang sejarah Provinsi tercinta ini.
Museum Lampung beralamat di Jl. ZA Pagar Alam No. 46 Bandar Lampung ini letaknya sangat strategis, hanya berjarak sekitar 500 meter dari Terminal Rajabasa dan tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Lokasinya persis ada dipinggir jalan utama Terminal Rajabasa – Tanjung Karang. Selain itu jarak Museum Lampung ke Bandara Radin Inten II cukup dekat, sekitar 19 km.
Sejarah Museum Lampung
Pembangunan Museum Lampung telah dimulai tahun 1975, peletakan batu pertama 1978. Museum Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 24 September 1988 yang bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim, Bandar Lampung.
Saat memasuki otonomi daerah, status Museum Lampung menjadi Unit Pelaksana Teknis daerah (UPTD) di bawah Dinas Pendidikan. Sejak tanggal 1 Januari 2008, status Museum Lampung berubah menjadi UPTD Dinas Pariwisata dan di tahun 2016 lalu, kembali menjadi UPTD Dinas Pendidikan.
Nama Ruwa Jurai yang diabadikan sebagai nama Museum Lampung ini diambil dari tulisan “Sai Bumi Ruwa Jurai” dalam logo Provinsi Lampung yang diresmikan penggunaanya sejak 1 April 1990.
Koleksi Museum Lampung
Museum Lampung merupakan salah satu tempat kunjungan wisata sejarah sekaligus memiliki peran sebagai sarana edukasi, penelitian dan rekreasi yang cukup digemari masyarakat, ini dibuktikan hampir setiap hari Bus-bus dari luar kota silih berganti memasuki Museum Lampung.
Di halaman depan Museum Lampung bahkan beberapa koleksi unik sudah menyambut setiap pengunjung. Tampak meriam kuno peninggalan masa penjajahan menjadi salah satu ikon Museum Lampung.
Selain itu replika rumah adat Lampung juga berdiri kokoh di halaman Museum Lampung. Ditambah lagi, ada juga bola besi pembuka lahan. Bola besi ini identik dengan Provinsi Lampung sebagai daerah tujuan transmigrasi sekitar tahun 1953-19656.
Baca Juga : Rumah Adat Lampung, Rumah Tradisional Kebanggan Masyarakat Lampung
Memasuki bagian dalam Museum Lampung, kita bisa memilih untuk memulai lantai satu terlebih dahulu atau ke lantai dua. Dilantai satu kita bisa temui peninggalan prasejarah, benda-benda zaman hindu budha, zaman kedatangan islam, masa penjajahan dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
Dilantai kedua, kita akan menemui koleksi aksesoris dua etnik Lampung, yaitu Saibatin dan Pepadun. Kelompok adat ini masing-masing memiliki kekhasan dalam hal ritual dan perangkat atau aksesoris adat. Rangkaian ritual kedua kelompok adat masing-masing diperlihatkan secara berurutan. Mulai dari upacara kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, perkawinan dan kematian. dalam upacara tersebut terkandung falsafah bernilai luhur.
Jam Berkunjung Museum Lampung
Kita bisa berkunjung ke Museum Lampung setiap hari, kecuali saat libur nasional.
- Selasa – Kamis : 08.00 – 14.00 WIB
- Jumat : 08.00 – 10.30 WIB
- Sabtu – Minggu : 08.00 – 14.00 WIB.
- Senin & Hari Libur Nasional TUTUP.
Harga tiketnya masih terjangkau banget, untuk orang dewasa cuma 5 ribu, anak-anak seribu, dan mahasiswa 2 ribu rupiah. Murah banget bukan?
Jadi, kamu udah berapa kali berkunjung ke Museum Lampung? Wah, klo belum pernah, rugi banget deh. Yuk atur jadwal untuk berkunjung ke Museum Lampung, sebagai cara kita untuk mengenal Lampung lebih dekat. Terima kasih.